Rabu, 07 Juni 2017

Ketika Sejarah berbicara tentang kehidupan




Benar kata dosen ku...dewasa ini, manusia sudah mulai merindukan pola kehidupan dulu.
Sadar atau tidak sadar ternyata pola kehidupan kita ini seperti jarum jam, bergerak maju tetapi dalam satu arah menuju dan kembali ketempat yang sama. Ini merupakan sebuah ilustrasi kehidupan manusia yang selalu berubah tetapi kembali kedalam perubahan semula. Pola kehidupan yang berputar ini terjadi dalam bebapara aspek.
Misalnya: Bisa kita lihat dibeberapa rumah makan, kafe, ataupun restoran yang mampu menghadirkan tema/suasana Desa, makan dilesehan, makan pakai daun pisang, adanya air mengalir, suasana makan di pegunungan atau sejenisnya yang pada dasarnya merujuk pada alam, desa, atau tradisional maka hal ini akan menjadi daya tarik pengunjung. Ini mendakan kalau masyakarat kita sudah mulai merindukan pola kehidupan dulu. Ketika dahulu makanan model luar negri laku total, maka sekarang kita melihat makanan tradisional yang mulai menjadi incaran masyarakat.
Begitu juga hal nya dengan objek wisata, objek wisata yang mampu memberikan sensasi pedesaan, tradisonal, dan alam akan menjadi tempat liburan yang akan di tuju selanjutnya.
Maka dari itu tidak jarang kita mengetahui, batapa banyak dan giatnya masyarakat desa untuk mengeksplor wisata-wisata pedesaan. Ini berimbas juga pada faktor ekonomi masyarakat. Dikota tidak lagi menjadi satu-satunya lokasi untuk bisa menggarap  usaha.

Selain itu juga terdapat dalam hal berpakaian. Tentu barang sudah pasti kita merasakan kalau model pakaian yang kita pakai sekarang juga pernah dipakai oleh masyarakat tempo dulu. Ketika kita menemukan celana model kuncup dibawah maka ketika itu pula pernah dipakai oleh masyarakat dulu, sama halnya ketika model sekarang kita menemukan lagi celana lebar bagaian bawah bisa kita buktikan kalau itupun sudah dipakai oleh masyarakat tempo dulu.
Dalam kalimat diatas menggambarkan bagaimana pola lingkaran menjadi arah kehidupan manusia.
Tetapi Sebagai langkah berfikir,  bisa kita renungkan bagaimana ketika manusia sudah bosan dengan kehidupan dalam suatu lingkaran tersebut? mungkin bisa jadi manusia mulai berfikir untuk membuat lingkaran baru yang tidak kita duga-duga. Ntahlah...

Sebagai guru sejarah tentu ini yang mestinya kita sadari, bahwa sejarah bukanlah hal untuk kita lupakan.  Pola perubahan dan berkelanjutan dalam sejarah mulai memaikan perannya. Kehidupan yang terjadi masa lalu akan menjadi patokan apa yang bisa kita lakukan untuk hari esok.  Ini menandakan betapa pentingnya bagi kita untuk menjadikan masa lalu untuk bisa memberikan nilai yang berharga untuk langkah kita selanjutnya.
Kehidupan dalam perubahan dan berkelanjutan mampu membuat kita tersadar, bahwa apa yang terjadi sekarang sudah terjadi pada masa lalu, apa yang terjadi sekarang adalah lanjutan dari masa lalu, apa yang kita lihat sekarang adalah apa yang pernah terlihat dahulu.
Tetapi lain halnya masalah IPTEK, ilmu pendidikan dan teknologi ini pergerakannya tidak berputar melainkan bergerak vertikal dengan sangat cepat. Dengan teknologi,  Informasi dengan mudahnya diperoleh, kapanpun, dan dimanapun.

Memanfaatkan IPTEK mampu membikan dampak yang sangat menguntungkan tetapi juga berdampak pada kehancuran. Lagi-lagi berkaca pada peristiwa yang pernah terjadi, ketika IPTEK berkembang dengan pesat, tidak jarang kita melihat dan mendengarkan informasi, Teknologi dapat membuat kehancuran. Pembuatan bom, senjata, virus, yang disalah gunakan serta beragam macam kejahatan yang “aneh” dalam cara dan bentuk kejahatannya.

Oleh karena itu, inilah peran Historia Vitae Magistra, Sejarah sebagai guru kehidupan. Guru yang akan selalu membuat kita bercermin dengan apa yang terjadi dan bertindak sebaik mungkin untuk masa depan.

.



Selasa, 06 Juni 2017

Berteman karena saling membutuhkan... Haa???




Aku pernah menyangkal salah satu temanku bilang , begini..“kalau kita berteman sekarang ne karena kita saling butuh, jika tidak butuh maka pertemanan itu tidak ada”!! lalu dengan sontak aku dan teman-teman yang lain menyangkal itu habis-habisan. Pemikiran yang sangat picik dan dangkal untuk suatu hubungan baik kepada sesama teman dekat kita.
Tetapi dengan berjalannya waktu, mau tidak mau, suka tidak suka ternyata aku mulai berfikir akan kalimat tersebut. fikiranku membawa aku untuk mengingat semua teman-temanku yang pernah ku kenali, bermain bersama, bergurau bersama dan jalan bersama. Ketika semua itu berjalan, karena memang kami saling membutuhkan, butuh teman, butuh teman bermain, butuh teman curhatan, butuh tempat, butuh karena satu lingkungan, butuh karena saling berharap, berharap untuk apaaapun itu.
Ketika semuanya sudah jauh, sudah tidak ada kepentingan, sudah tidak saling membutuhkan lagi maka satu persatu mulai renggang, kesibukan membuat kita untuk mencari teman baru, jarak membutuhkan kita untuk mencari teman yang dekat, dan ketika kita merasa tidak mendapatkan kebutuhan dalam pertemanan, maka ketika itu kita akan mencari teman yang bisa kita butuhkan.
Aku tidak mengerti kenapa hal itu terjadi dalam keseharianku, sesuatu yang aku heran tetapi fakta berkata demikan. Contohnya saja, ketika sekolah, aku akan berteman dengan orang-orang yang ada disekolahan ku, ya karena kami saling berdekatan dan saling membutuhkan. Butuh teman kekantin, butuh teman untuk curhat, butuh teman untuk saling bertanya dan lain-lain. Tetapi ketika aku kuliah akau mencari teman baru lagi, memulai dari awal lagi, dan pada akhirnya teman sekolahanku sudah mulai menghilang satu persatu, ya tentunya termasuk aku. Lanjut ketika menjadi guru, kembali mencari teman yang baru. Pertemanan lama kembali berjarak, kepentingan sudah berubah, aktivitas berubah, mau tidak mau, sedikit banyaknya pertemanan mulai renggang. Diteruskan dengan lingkungan SM3T seperti itu juga terus menjajaki masa perkuliah profesi segitu seterusnya. Komunikasi makin terbatas, saling sapa mulai berkurang dan lain-lain.  
Apakah ini wajar? Dimana salahnya?
Apakah ini fitrahnya manusia?
Mungkinkah kita berteman, karena kita saling membutuhkan?
Mengapa ketika kita tidak butuh kepada seseorang kita mencari teman baru yang bisa kita harapkan?  Ntah lah...

Apapun jawabannya, aku berharap ini tidak terjadi. Walaupun banyak fakta dan realita seperti itu, pastinya kita menyakini dari hati kalau renggangnya komunikasi, jarak yang jauh, dan tidak saling membutuhkan bukan berarti kita saling melupakan atau tidak kenal serta berpura-pura tidak mengenali lagi teman-teman yang pernah menghiasi perjalanan kehidupan kita.
Karena dewasa ini, kita diselamatkan oleh kemajuan telekomunikasi. Sehingga kita tetap bisa saling sapa, bercengkrama, bahkan bisa saling tatap muka walaupun hanya dari layar Hanpone yang kita miliki. Banyak hal yang bisa kita manfaatkan, Media Sosial (medsos) menjadi sangat dibutuhkan, bayangkan jika Medsos tidak ada. Bisa kita bayangkan bagaimana hubungan satu sama lain menjadi akan sangat ranggang.
Tetapi medsos juga membuat kita seperti individualis. Mengapa demikan, ketika kita saling berkomunikasi dengan teman yang jauh, maka tidak jarang kita mengabaikan komunikasi dengan teman yang dekat. Dekat mengurangi kita untuk saling sapa, dimana pertemuan/musyawarah langsung digantikan dengan Group Chat, saling bicara dalam Medsos namun saling diam dalam lingkungan.
Apapun itu, pertemana harus kita jaga dengan sebaik yang kita mampu. Tetap saja, kita bukanlah seorang manusia yang sepurna dan bisa memuaskan semua yang ada dilingkungan kita. Karena aku yakin, semuanya ini terjadi bukanlah bentuk kesengajaan kita. segala bentuk perlajanan membuat kisah indah yang bisa kita ceritakan.






 


Senin, 22 Mei 2017

Konsep berfikir diakronik dan sinkronik dalam sejarah


Konsep berfikir diakronik dan sinkronik dalam sejarah

Perlu kita garis bawahi, kedua konsep berfikir tersebut tentang waktu. Dalam pembelajaran sejarah kadang kedua konsep ini sulit dibedakan.
a.   Diakronik
Berasal dari bahasa yunani “dia” berarti melalui dan “khronas” berarti waktu. Berfikir diakronis dalam sejarah memandang suatu peristiwa sejarah dalam dinamika dan perkembangan dari waktu-kewaktu. Aspek sebab akibat akan terlihat dalam konsep berfikir ini. Untuk mengetahui mengapa suatu peristiwa itu terjadi, maka perlu dilihat peristiwa sebelum peristiwa tersebut terjadi.
Kita tidak bisa memberikan suatu gagasan tanpa melihat faktor latar belakang suatu peristiwa tersebut.

b.   Sinkronik
Berasal dari bahasa yunani “syn” berarti dengan dan “khronas” berarti waktu. Konsep berfikir ini memandang suatu peristiwa sejarah yang mengandung multidimensi ilmu yang ikut mempengaruhi suatu peristiwa sejarah yang berada dalam kurun waktu tertentu. Kajian ini meluputi segala aspek yang mendukung untuk mengungkapkan suatu peristiwa bukan mengkaji dalam aspek perkembangannya. Menurut abdul chaer (2003;14) linguistik sinkronis mengkaji bahasa/peristiwa dalam suatu waktu yang terbatas.
Berikut adalah Contoh perbandingan konsep berfikir diakronik dan sinkronis dalam suatu peristiwa sejarah

Contoh
Berfikir Diakronik
Berfikir Sinkronik
Proklamasi
Proklamasi kemerdekaan 17 agustus 1945 merupakan hasil dari perjuangan panjang bangsa Indonesia
kegigihan golongan muda mendorong terjadinya proklamasi kemerdekaan 17 agustus 1945
Kolonial
kolonialisme yang diterapkan oleh bangsa-bangsa Eropa memberikan semangat juang dan rasa nasionalisme rakyat Indonesia
Perlawanan bangsa Indonesia terhadapkolonialisme Belanda digerakkan oleh berbagai faktor
Kota Pekanbaru

Dinamika  kota pekanbaru dari waktu ke waktu
Perkembangan kota pekanbaru dapat berdampak terhadap ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan.


Contoh RPP K.13 Edisi Revisi, Sejarah Indonesia XI 3.5


Contoh RPP K.13 Edisi Revisi, Sejarah XI 3.5.
3.5 dalam materi Sejarah Indonesia (Wajib) kelas XI terdapat 2x pertemuan. RPP yang disajikan ini adalah untuk pertemuan ke-2.


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan   : SMAN 11 Yogyakarta
Mata Pelajaran         : Sejarah Wajib
Kelas / Semester        : XI / 1
Materi Pokok            : Kependuduan bangsa Jepang di Indonesia
Sub materi pokok      : Respon respon bangsa Indonesia terhadap bangsa Jepang
Alokasi Waktu          : 2 JP (1JP X45Menit)


A.    Kompetensi Inti
K.3
K.4
Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan

B.     Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Dasar
Indikator

3.5   Menganalisis sifat pendudukan Jepang dan respon bangsa Indonesia









4.5  Menalar sifat pendudukan Jepang dan respon bangsa Indonesia dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah



3.5.1.      Menganalisis peran rakyat Indonesia terhadap organisasi-organisasi pembentuakan jepang
3.5.2.      Menganalisis pemberontakan- pemberontakan terhadap kependudukan Jepang
3.5.3.      Menganalisis dampak (sosial, politik, ekonomi, birokrasi, militer, budaya) kependudukan Jepang di Indonesia


4.5  .1 Mempersentasikan sifat pendudukan Jepang dan respon bangsa Indonesia dan menyajikannya dalam bentuk Power Point


C.    Tujuan Pembelajaran :

Setelah mengikuti proses pembelajaran peserta didik dapat:
1.        Menjelaskan peran rakyat Indonesia dalam salah satu organisasi bentukan Jepang.
2.        Menganalisis  minimal 2 bentuk pemberontakan terhadap pendudukan Jepang.
3.        Menganalisis minimal 3 dampak pendudukan Jepang di Indonesia.
4.        Mempersentasikan sifat pendudukan Jepang dan respon bangsa Indonesia dan menyajikannya dalam bentuk Power Point.



D.    Materi Pembelajaran:
Kependuduan bangsa Jepang di Indonesia
·         Peran rakyat Indonesia dalam organisasi-organisasi bentukan  Jepang
·         pemberontakan rakyat Indonesia pada masa kependudukan Jepang
·         Dampak (Sosial, Politik, Ekonomi, Birokrasi, Militer, Budaya) kependudukan Jepang di Indonesia
NilaiKarakter yang diharapkan           : Kepemimpinan dan kerja sama


E.     Metode Pembelajaran:
·         Model Pembelajaran           : Debat
·         Metode pembelajaran         : Diskusi, Argumentasi, Tanggapan, tanya jawab, kuis, kelompok penugasan.


F.     Media dan Alat Pembelajaran

Media:
1.         Power Point
2.         Gambar
3.         Buku yang relevan
4.         Internet 

Alat:
5.        Laptop
6.        LCD projector
7.        Hp

G.    Sumber Belajar
1.         Badrika, I Wayan. 2005. Sejarah Nasional Indonesia dan Umum SMA Jilid 1. Jakarta: Erlangga
2.         Tim kreatif sejarah. Buku Sejarah SMA/MA Kelas XI. Jakarta; Bumi Aksara
3.         Gottschalk, Louis diterjemahkan Nugroho Notosusanto. 1986. Mengerti Sejarah. Jakarta: UI Press
4.         Onghokham. 1987. Runtuhnya Hindia Belanda. Jakarta; PT.Gramedia
5.         De Jong, Dr. 1985. Kependudukan Jepang di Indonesia. Jakarta; kasiant Blanc
6.         Hugiono,dkk.1987. Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta: Bina Aksara.




A.    Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan ke dua dalam KD 3.5
Kegiatan
Deskripsi
Abstraksi Waktu
Pendahuluan
·         Menyiapkan peserta didik secara psikis fisik untuk mengikuti proses pembelajaran.
·         Doa bersama bersyukur atas kesehatan dan kehidupan yang sempurna.
·         Untuk menarik perhatian peserta didik, guru bersama peserta didik melakukan bebarapa gerakan peregangan.
·         Guru melakukan refleksi untuk pembahasan sebelumnya, dan mengkaitkan topik tersebut dengan topik yang akan dibahas.
·         Sebelum menyampaikan topik pembelajaran
·         Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
·         Menyampaikan lingkup dan tehnik penilaian yang akan digunakan
·         Guru menyampaikan metode dan model pembelajaran yaitu model pembelajaran Debat.
·         Guru telah membagi siswa kedalam dua kelompok besar yaitu kelompok Pro dan Kontra
·         Guru mengintruksikan kepada peserta didik untuk duduk kedalam kelompok besar dan sekaligus memberikan arahan untuk masing-masing individu harus mengemukakan pendapatnya.
·         Jalannya debat akan dilakukan oleh guru sebagai moderator sekaligus pengamat debat.


15 menit
Kegiatan Inti
Mengamati
*      Guru menayangkan beberapa slide gambar tentang hubungan internasional jepang dengan indonesia. 
*      Sebelum masuk kegiatan inti Guru akan memberikan gambaran umum tentang kependuduan jepang di Indonesia dalam sejarah.

Menanya
*      Peserta didik diberikan kesempatan untuk bertanya jika ada yang perlu ditanyakan  mengenai gambaran umum kependudukan Jepang di Indonesia.

Mengumpulkan informasi
Mengumpulkan dan identifikasi
*      Didalam kelompok guru memberikan waktu 10 menit untuk mengumpulkan dan mengidentifikasikan data yang berkaitan dengan pembahasan debat
Mengkomunikasikan
*      Pada tahap ini debat akan dilakukan
*      Guru memandu jalannya debat, sesi pertama dimulai dengan sesi argumentasi dari kelompok pro dan selanjutnya kontra. Masing-masing 3 menit
*      Sesi kedua adalah sesi saling menanggapi dari sesi argumentasi. Masing-masing 4 menit
*      Sesi ketiga adalah sesi debat atau adu argementasi masing-masing 5 menit. Jika ada sanggahan hanya diperbolehkan dalam waktu 20 detik (maksimal 3x sanggahan) ini dilakukan secara bergantian Pro ke Kontra, begitu sebaliknya.
*      Tahap akhir adalah sesi kesimpulan. Masing-masing 2 menit
Kesimpulan

*      Guru mengkoreksi jika ada jawaban atau tanggapan yang kurang tepat, dan memberikan penguatan jika jawabannya tepat.
*      Guru memberikan pemahaman jika tujuan pembelajaran belum tercapai.
*      Setelah selesai guru menanyakan apakah semua peseta didik sudah memahami pelajarah hari ini.
*      Guru bersama  peserta didik menyimpulkan materi yang telah dibahas.

Evaluasi
Guru memberikan evaluasi kepada peserta didik diberikan dalam bentuk kuis/tes tulis (soal terlampir)
65 menit
Penutup

Refleksi
·       Guru sekali lagi menegaskan agar para peserta didik tetap bersyukur kepada Tuhan Yang Esa yang telah menjadikan manusia sebagai makhluk yang sempurna.
·       Guru menanyakan kepada peserta didik bagaimana perasaan peserta didik setelah proses pembelajaran.
·       Guru dan peserta didik mencari nilai yang terkandung dalam proses belajar pada pembahasan ini.

Tugas lanjutan KD 4.10
Guru menugaskan Membuat kesimpulan dalam bentuk PPT mengenai kependuduan jepang di Indonesia
·       Menginformasikan materi pertemuan berikutnya : tentang akan di adakannya ulangan KD 3.5, (diharapkan untuk belajar dirumah)
·       Kegiatan diakhiri dengan doa bersama dan salam.
10 menit



B.     Penilaian Hasil Belajar
a.         Jenis dan Teknik Penilaian:
1)        Jenis nilai  aspek Sikap dengan Teknik Pengamatan/observasi.
2)        Jenis nilai  aspek pengetahuan dengan Teknik Tes tulis
3)        Jenis nilai  ketrampilan dengan teknik pengammatan
b.        Bentuk Instrumen
1)        Penilaian Sikap (terlampir)
a)   Bentuk      : Pengamatan sikap
b)   Instrumen : jurnal penilaian sikap
2)        Penilaian Pengetahuan  (terlampir)
a)   Bentuk      : Tes tulis
b)   Instrumen : Soal Essay
3)        Penilaian Keterampilan (terlampir)
a)   Bentuk      : Keterampilan dalam diskusi
b)   Instrumen : Jurnal penilaian keterampilan

Yogyakarata , 1 Mei 2017
                                                                                   
                                                                                                     Guru Mata Pelajaran


                                                                                                    Iren Novita Sari, S.Pd





PENILAIAN

Kisi-kisi Soal
Mata Pelajaran           : Sejarah  Indonesia
Kelas/ Semester          : X/1
Bentuk Soal               : Uraian


Tujuan penilaian
Kisi-kisi  soal evaluasi
No. Soal
1.        Menjelaskan peran rakyat Indonesia dalam salah satu organisasi bentukan Jepang.
2.        Menganalisis  minimal 2 bentuk pemberontakan terhadap pendudukan Jepang.
3.        Menganalisis minimal 3 dampak pendudukan Jepang di Indonesia.
4.        Mempersentasikan sifat pendudukan Jepang dan respon bangsa Indonesia dan menyajikannya dalam bentuk Power Point.

·         Peran rakyat Indonesia dalam salah satu organisasi bentukan Jepang.
·         Bentuk pemberontakan terhadap pendudukan Jepang.
·         Dampak pendudukan Jepang di Indonesia.


1

2

3











No Soal
Skor
1
30
2
30
3
40

Nilai akhir = Nilai Perolehan


Soal kognitif

1.      Jelaskanlah salah satu peran rakyat Indonesia dalam salah satu organisasi bentukan Jepang!
2.      Bagaimana bentuk pemberontakan terhadap pendudukan Jepang. Minimal 2 bentuk pemberontakan!
3.      Bagaimana dampak (Sosial, Politik, Ekonomi, Birokrasi, Militer, Budaya) pendudukan Jepang di Indonesia. Minimal 3 bentuk dampak!

Jawaban:

1.Pusat Tenaga Rakyat atau Putera adalah organisasi yang dibentuk pemerintah jepang di Indonesia dan dipimpin oleh Empat Serangkai, yaitu Ir.Soekarno, M. Hatta, K.H. Dewantara, dan K.H Mas Mansyur.. Tujuan didirikannya Putera oleh Jepang adalah untuk mempersatukan rakyat Jawa dalam menghadapi serangan Sekutu. Namun, oleh para pemimpin Indonesia, Putera justru digunakan untuk memelihara perjuangan bagi terwujudnya Indonesia merdeka. Para pemimpin Putera sering melakukan rapat-rapat raksasa untuk senantiasa melatih semangat rakyat Indonesia. (Putera adalah satu organisasi yang dimaksud;peserta didik boleh menjawab organisasi lainnya
2.      Perlawanan di Jawa Barat
Pada bulan April 1944 rakyat di desa Kaplongan, kabupaten Indramayu bangkit melawan Jepang sebagai akibat dari tindakan tentara Jepang yang melakukan perampasan padi dan bahan makanan lain secara paksa. Di Kabupaten yang sama tepatnya di desa Cidempet pada tanggal 30 Juli 1944 terjadi juga perlawan rakyat dengan penyebab yang sama juga, yaitu kelaliman alat-alat pemerintahan pendudukan Jepang.
Perlawanan di Aceh
Pada bulan November 1942 di daerah Cot Plieng, Lhoek Seumawe terjadi perlawanan rakyat menentang pasukan Jepang. Perlawanan ini dipimpin oleh Tengku Abdul Jalil. Pada saat melaksanakan ibadah sholat Tengku Abdul Jalil dan para pengikutnya dibunuh oleh pasukan Jepang. (ini adalah dua  dari banyaknya pemberontakan yang dimaksud;peserta didik boleh menjawab pemberontakan lainnya)
3.      a. Bidang sosial
·         Adanya praktik perbudakan wanita (yugun ianfu). Banyak wanita muda Indonesia yang digunakan sebagai wanita penghibur bagi perang Jepang.
·         Kegiatan romusha yang menyengsarakan dan memiskinkan rakyat.
·         Pembatasan pers sehingga tidak ada pers yang independent dan pengawasan berada di bawah pengawasan Jepang.
·         Terjadinya kondisi yang parah dan maraknya tindak kriminal seperti perampokan, pemerkosaan dan lain-lain.
b.      Bidang politik
Sejak awal pemerintahannya, Jepang melarang bangsa Indonesia berserikat dan berkumpul. Oleh karena itu, Jepang membubarkan organisasi-organisasi pergerakan nasional yang dibentuk pada mas Hindia Belanda, kecuali MIAN. MIAI kemudian dibubarkan dan digantikan dengan Masyumi. Para tokoh pergerakan nasional pada masa pendudukan Jepang mengambil sikap kooperatif. Dengan sikap ini, meraka banyak yang duduk dalam badan-badan yang dibentuk oleh pemerintah Jepang, seperti Gerakan 3 A, Putera, dan Cuo Sangi In. Selain itu, para tokoh pergerakan nasional juga memanfaatkan kesatuan-kesatuan pertahanan yang dibentuk oleh Jepang, seperti Jawa Hokokai, Heiho, Peta, dan sebagainya.
Kebijaksanaan pemerintah Jepang tersebut bertujuan  untuk menarik simpati dan mengerahkan rakyat Indonesia untuk membantu Jepang dalam perang melawan sekutu, namun kenyataannya dimanfaatkan oleh para tokoh pergerakan nasional, sehingga banyak memberikan keuntungan bagi perjuangan bangsa Indonesia. Dengan demikian, pemerintah jepang berhasil melakukan pengekangan terhadap berbagi kegiatan pergerakan nasional, namun tidak berhasil mengekang berkembangnya kesadaran nasional bangsa Indonesia menuju Indonesia merdeka.
c.              Bidang ekonomi
Jepang berusaha untuk mendapatkan dan menguasai sumber-sumber bahan mentah untuk industri perang. Jepang membagi rencananya dalam dua tahap.
1.      Tahap penguasaan, yakni menguasai seluruh kekayaan alam termasuk kekayaan milik pemerintah Hindia Belanda.
Tahap penyusunan kembali struktur ekonomi wilayah dalam rangka memenuhi kebutuhan perang. Sesuai denga tahap ini maka pola ekonomi perang dirancanakan bahwa setiap wilayah harus melaksanakan autarki. Autarki, artinya setiap wilayah harus mencukupi kebutuhan sendiri dan juga harus dapat menunjang kebutuhan perang. Romusa mempunyai persamaan dengan kerja rodi atau kerja paksa pada zaman Hindia Belanda, yakni kerja tanpa mendapatkan upah. (ini adalah tiga  dari banyaknya dampak yang dimaksud;peserta didik boleh menjawab dampak lainnya)




PENILAIAN KETERAMPILAN KELOMPOK
DEBAT
Mata Pelajaran
:
Sejarah Indonesia

Tahun Pelajaran
:
2017-2018
Kelas / Semester  
:
X      / I

Waktu Pengamatan 
:


NO
Nama Peserta Didik
Aspek yang dinilai
 Skor Rata2
Kemampuan berkontribusi
Relevansi argumen
Etika dalam berbicara
Bertanya/menjawab
Menyimpulkan
1







2







3







4







5







6







7







8







9







10







11







12







13

















Keterangan :
Rata-rata = Jumlah seluruh data
                     Banyak data

Skor:
·         0 – 74  = Kurang
·         75 – 80 = Cukup
·         81 – 90  = Baik
·         91 – 100  = Amat Baik.
                                                         


JURNAL PENILAIAN SIKAP SOSIAL
Satuan Pendidikan                  : SMAN 11 Yogyakarta
Kelas/ Semester                       : XI       / I(satu)
Tahun Pelajaran                       : 2017-2018

No.
Waktu
Nama
Butir Sikap yang dinilai
Kett
Kepemimpinan
Kerja sama












































































































































































Instrumen Penilaian Sikap Kepemimpinan


Kepemimpinan   adalah kemampuan untuk bertanggung jawab, disiplin serta kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat diterapkan dalam memecahkan masalah, atau sebagaikemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya.
Nama siswa
Instrumen
Skor 1-4
kett

  • Datang tepat waktu



  • Tenang dan tidak ceroboh dalam proses pembelajaran



  • Patuh pada tata tertib atau aturan bersama/ sekolah



  • Mengerjakan/mengumpulkan tugas sesuai  dengan waktu yang ditentukan (bertanggung jawab)



  • Menerima resiko dari tindakan yang dilakukan




Keterangan:
Skor 1              : Kurang Baik
Skor 2              : Cukup Baik
Skor 3              : Baik
Skor 4              : Sangat Baik


Instrumen Penilaian gotong royong

Kerja sama adlaah bekerja bersama-sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama dengan saling berbagi tugas dan tolong menolong secara ikhlas
Nama siswa
Instrumen
Skor 1-4
kett

  • Aktif dalam kerja kelompok



  • Memusatkan perhatian pada tujuan kelompok



  • Tidak mendahulukan kepentingan pribadi



  • Dapat menerima perbedaan dengan baik (tidak emosinal)



  • Kesediaan melakukan tugas sesuai kesepakatan



Keterangan:
Skor 1              : Kurang Baik
Skor 2              : Cukup Baik
Skor 3              : Baik
Skor 4              : Sangat Baik