Aku pernah menyangkal salah satu temanku bilang
, begini..“kalau kita berteman sekarang ne karena kita saling butuh, jika tidak
butuh maka pertemanan itu tidak ada”!! lalu dengan sontak aku dan teman-teman
yang lain menyangkal itu habis-habisan. Pemikiran yang sangat picik dan dangkal
untuk suatu hubungan baik kepada sesama teman dekat kita.
Tetapi dengan berjalannya waktu, mau tidak
mau, suka tidak suka ternyata aku mulai berfikir akan kalimat tersebut.
fikiranku membawa aku untuk mengingat semua teman-temanku yang pernah ku
kenali, bermain bersama, bergurau bersama dan jalan bersama. Ketika semua itu
berjalan, karena memang kami saling membutuhkan, butuh teman, butuh teman
bermain, butuh teman curhatan, butuh tempat, butuh karena satu lingkungan,
butuh karena saling berharap, berharap untuk apaaapun itu.
Ketika semuanya sudah jauh, sudah tidak ada
kepentingan, sudah tidak saling membutuhkan lagi maka satu persatu mulai
renggang, kesibukan membuat kita untuk mencari teman baru, jarak membutuhkan
kita untuk mencari teman yang dekat, dan ketika kita merasa tidak mendapatkan
kebutuhan dalam pertemanan, maka ketika itu kita akan mencari teman yang bisa
kita butuhkan.
Aku tidak mengerti kenapa hal itu terjadi
dalam keseharianku, sesuatu yang aku heran tetapi fakta berkata demikan. Contohnya
saja, ketika sekolah, aku akan berteman dengan orang-orang yang ada disekolahan
ku, ya karena kami saling berdekatan dan saling membutuhkan. Butuh teman
kekantin, butuh teman untuk curhat, butuh teman untuk saling bertanya dan
lain-lain. Tetapi ketika aku kuliah akau mencari teman baru lagi, memulai dari
awal lagi, dan pada akhirnya teman sekolahanku sudah mulai menghilang satu
persatu, ya tentunya termasuk aku. Lanjut ketika menjadi guru, kembali mencari
teman yang baru. Pertemanan lama kembali berjarak, kepentingan sudah berubah,
aktivitas berubah, mau tidak mau, sedikit banyaknya pertemanan mulai renggang. Diteruskan
dengan lingkungan SM3T seperti itu juga terus menjajaki masa perkuliah profesi
segitu seterusnya. Komunikasi makin terbatas, saling sapa mulai berkurang dan
lain-lain.
Apakah ini wajar? Dimana
salahnya?
Apakah ini fitrahnya manusia?
Mungkinkah kita berteman,
karena kita saling membutuhkan?
Mengapa ketika kita tidak
butuh kepada seseorang kita mencari teman baru yang bisa kita harapkan? Ntah lah...
Apapun jawabannya, aku berharap ini tidak
terjadi. Walaupun banyak fakta dan realita seperti itu, pastinya kita menyakini
dari hati kalau renggangnya komunikasi, jarak yang jauh, dan tidak saling
membutuhkan bukan berarti kita saling melupakan atau tidak kenal serta berpura-pura
tidak mengenali lagi teman-teman yang pernah menghiasi perjalanan kehidupan
kita.
Karena dewasa ini, kita diselamatkan oleh kemajuan
telekomunikasi. Sehingga kita tetap bisa saling sapa, bercengkrama, bahkan bisa
saling tatap muka walaupun hanya dari layar Hanpone yang kita miliki. Banyak hal
yang bisa kita manfaatkan, Media Sosial (medsos) menjadi sangat dibutuhkan,
bayangkan jika Medsos tidak ada. Bisa kita bayangkan bagaimana hubungan satu
sama lain menjadi akan sangat ranggang.
Tetapi medsos juga membuat kita seperti
individualis. Mengapa demikan, ketika kita saling berkomunikasi dengan teman
yang jauh, maka tidak jarang kita mengabaikan komunikasi dengan teman yang
dekat. Dekat mengurangi kita untuk saling sapa, dimana pertemuan/musyawarah
langsung digantikan dengan Group Chat, saling bicara dalam Medsos namun saling
diam dalam lingkungan.
Apapun itu, pertemana harus kita jaga dengan
sebaik yang kita mampu. Tetap saja, kita bukanlah seorang manusia yang sepurna
dan bisa memuaskan semua yang ada dilingkungan kita. Karena aku yakin, semuanya
ini terjadi bukanlah bentuk kesengajaan kita. segala bentuk perlajanan membuat kisah indah yang bisa kita ceritakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar