Selasa, 06 Juni 2017

Berteman karena saling membutuhkan... Haa???




Aku pernah menyangkal salah satu temanku bilang , begini..“kalau kita berteman sekarang ne karena kita saling butuh, jika tidak butuh maka pertemanan itu tidak ada”!! lalu dengan sontak aku dan teman-teman yang lain menyangkal itu habis-habisan. Pemikiran yang sangat picik dan dangkal untuk suatu hubungan baik kepada sesama teman dekat kita.
Tetapi dengan berjalannya waktu, mau tidak mau, suka tidak suka ternyata aku mulai berfikir akan kalimat tersebut. fikiranku membawa aku untuk mengingat semua teman-temanku yang pernah ku kenali, bermain bersama, bergurau bersama dan jalan bersama. Ketika semua itu berjalan, karena memang kami saling membutuhkan, butuh teman, butuh teman bermain, butuh teman curhatan, butuh tempat, butuh karena satu lingkungan, butuh karena saling berharap, berharap untuk apaaapun itu.
Ketika semuanya sudah jauh, sudah tidak ada kepentingan, sudah tidak saling membutuhkan lagi maka satu persatu mulai renggang, kesibukan membuat kita untuk mencari teman baru, jarak membutuhkan kita untuk mencari teman yang dekat, dan ketika kita merasa tidak mendapatkan kebutuhan dalam pertemanan, maka ketika itu kita akan mencari teman yang bisa kita butuhkan.
Aku tidak mengerti kenapa hal itu terjadi dalam keseharianku, sesuatu yang aku heran tetapi fakta berkata demikan. Contohnya saja, ketika sekolah, aku akan berteman dengan orang-orang yang ada disekolahan ku, ya karena kami saling berdekatan dan saling membutuhkan. Butuh teman kekantin, butuh teman untuk curhat, butuh teman untuk saling bertanya dan lain-lain. Tetapi ketika aku kuliah akau mencari teman baru lagi, memulai dari awal lagi, dan pada akhirnya teman sekolahanku sudah mulai menghilang satu persatu, ya tentunya termasuk aku. Lanjut ketika menjadi guru, kembali mencari teman yang baru. Pertemanan lama kembali berjarak, kepentingan sudah berubah, aktivitas berubah, mau tidak mau, sedikit banyaknya pertemanan mulai renggang. Diteruskan dengan lingkungan SM3T seperti itu juga terus menjajaki masa perkuliah profesi segitu seterusnya. Komunikasi makin terbatas, saling sapa mulai berkurang dan lain-lain.  
Apakah ini wajar? Dimana salahnya?
Apakah ini fitrahnya manusia?
Mungkinkah kita berteman, karena kita saling membutuhkan?
Mengapa ketika kita tidak butuh kepada seseorang kita mencari teman baru yang bisa kita harapkan?  Ntah lah...

Apapun jawabannya, aku berharap ini tidak terjadi. Walaupun banyak fakta dan realita seperti itu, pastinya kita menyakini dari hati kalau renggangnya komunikasi, jarak yang jauh, dan tidak saling membutuhkan bukan berarti kita saling melupakan atau tidak kenal serta berpura-pura tidak mengenali lagi teman-teman yang pernah menghiasi perjalanan kehidupan kita.
Karena dewasa ini, kita diselamatkan oleh kemajuan telekomunikasi. Sehingga kita tetap bisa saling sapa, bercengkrama, bahkan bisa saling tatap muka walaupun hanya dari layar Hanpone yang kita miliki. Banyak hal yang bisa kita manfaatkan, Media Sosial (medsos) menjadi sangat dibutuhkan, bayangkan jika Medsos tidak ada. Bisa kita bayangkan bagaimana hubungan satu sama lain menjadi akan sangat ranggang.
Tetapi medsos juga membuat kita seperti individualis. Mengapa demikan, ketika kita saling berkomunikasi dengan teman yang jauh, maka tidak jarang kita mengabaikan komunikasi dengan teman yang dekat. Dekat mengurangi kita untuk saling sapa, dimana pertemuan/musyawarah langsung digantikan dengan Group Chat, saling bicara dalam Medsos namun saling diam dalam lingkungan.
Apapun itu, pertemana harus kita jaga dengan sebaik yang kita mampu. Tetap saja, kita bukanlah seorang manusia yang sepurna dan bisa memuaskan semua yang ada dilingkungan kita. Karena aku yakin, semuanya ini terjadi bukanlah bentuk kesengajaan kita. segala bentuk perlajanan membuat kisah indah yang bisa kita ceritakan.






 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar