Benar
kata dosen ku...dewasa ini, manusia sudah mulai merindukan pola kehidupan dulu.
Sadar atau tidak sadar ternyata pola
kehidupan kita ini seperti jarum jam, bergerak maju tetapi dalam satu arah
menuju dan kembali ketempat yang sama. Ini merupakan sebuah ilustrasi kehidupan
manusia yang selalu berubah tetapi kembali kedalam perubahan semula. Pola
kehidupan yang berputar ini terjadi dalam bebapara aspek.
Misalnya: Bisa kita lihat dibeberapa
rumah makan, kafe, ataupun restoran yang mampu menghadirkan tema/suasana Desa,
makan dilesehan, makan pakai daun pisang, adanya air mengalir, suasana makan di
pegunungan atau sejenisnya yang pada dasarnya merujuk pada alam, desa, atau
tradisional maka hal ini akan menjadi daya tarik pengunjung. Ini mendakan kalau
masyakarat kita sudah mulai merindukan pola kehidupan dulu. Ketika dahulu
makanan model luar negri laku total, maka sekarang kita melihat makanan
tradisional yang mulai menjadi incaran masyarakat.
Begitu juga hal nya dengan objek
wisata, objek wisata yang mampu memberikan sensasi pedesaan, tradisonal, dan
alam akan menjadi tempat liburan yang akan di tuju selanjutnya.
Maka dari itu tidak jarang kita
mengetahui, batapa banyak dan giatnya masyarakat desa untuk mengeksplor
wisata-wisata pedesaan. Ini berimbas juga pada faktor ekonomi masyarakat. Dikota
tidak lagi menjadi satu-satunya lokasi untuk bisa menggarap usaha.
Selain itu juga terdapat dalam hal
berpakaian. Tentu barang sudah pasti kita merasakan kalau model pakaian yang
kita pakai sekarang juga pernah dipakai oleh masyarakat tempo dulu. Ketika kita
menemukan celana model kuncup dibawah maka ketika itu pula pernah dipakai oleh
masyarakat dulu, sama halnya ketika model sekarang kita menemukan lagi celana
lebar bagaian bawah bisa kita buktikan kalau itupun sudah dipakai oleh
masyarakat tempo dulu.
Dalam kalimat diatas menggambarkan
bagaimana pola lingkaran menjadi arah kehidupan manusia.
Tetapi Sebagai langkah berfikir, bisa kita renungkan bagaimana ketika manusia
sudah bosan dengan kehidupan dalam suatu lingkaran tersebut? mungkin bisa jadi
manusia mulai berfikir untuk membuat lingkaran baru yang tidak kita duga-duga. Ntahlah...
Sebagai guru sejarah tentu ini yang
mestinya kita sadari, bahwa sejarah bukanlah hal untuk kita lupakan. Pola perubahan dan berkelanjutan dalam sejarah
mulai memaikan perannya. Kehidupan yang terjadi masa lalu akan menjadi patokan
apa yang bisa kita lakukan untuk hari esok.
Ini menandakan betapa pentingnya bagi kita untuk menjadikan masa lalu
untuk bisa memberikan nilai yang berharga untuk langkah kita selanjutnya.
Kehidupan dalam perubahan dan
berkelanjutan mampu membuat kita tersadar, bahwa apa yang terjadi sekarang
sudah terjadi pada masa lalu, apa yang terjadi sekarang adalah lanjutan dari
masa lalu, apa yang kita lihat sekarang adalah apa yang pernah terlihat dahulu.
Tetapi lain halnya masalah IPTEK, ilmu
pendidikan dan teknologi ini pergerakannya tidak berputar melainkan bergerak
vertikal dengan sangat cepat. Dengan teknologi,
Informasi dengan mudahnya diperoleh, kapanpun, dan dimanapun.
Memanfaatkan IPTEK mampu membikan
dampak yang sangat menguntungkan tetapi juga berdampak pada kehancuran. Lagi-lagi
berkaca pada peristiwa yang pernah terjadi, ketika IPTEK berkembang dengan
pesat, tidak jarang kita melihat dan mendengarkan informasi, Teknologi dapat
membuat kehancuran. Pembuatan bom, senjata, virus, yang disalah gunakan serta beragam
macam kejahatan yang “aneh” dalam cara dan bentuk kejahatannya.
Oleh karena itu, inilah peran Historia
Vitae Magistra, Sejarah sebagai guru kehidupan. Guru yang akan selalu membuat
kita bercermin dengan apa yang terjadi dan bertindak sebaik mungkin untuk masa
depan.
.