Minggu, 09 April 2017

Perbedaan modul,diktat,buku teks,LKPD



PERBEDAAN MODUL, DIKTAT, BUKU TEKS dan LKPD

Modul, diktat dan buku teks adalah bahan ajar yang ketiga-tiganya beracuan pada silabus, yang bisa kita berikan kepada peserta didik. Namun, pengajaran yang diberikan kepada peserta didik yang umumnya pendidikan dalam tingkatan SLTP/SLTA maka yang lebih cocok dipergunakan sebagai bahan ajar kepada peserta didik adalah modul. Selain itu ada LKPD, yang merupakan lembaran yang diberikan guru kepada peserta didik untuk membantu tercapainya tujuan pembelajaran. Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut uraian tentang modul,diktat, buku teks dan LKPD.

MODUL
Modul adalah bahan ajar yang disusun oleh seseorang (guru) berdasarkan silabus, yang didalamnya terdapat materi yang sesuai dengan kompetensi Dasar, Indikator serta tujuan yang jelas dalam proses belajar mengajar. Bahasa yang digunakan dalam modul adalah bahasa yang  mudah dimengerti oleh peserta didik sehingga peserta didik lebih mudah memahami bacaan. Selain itu modul juga sangat bermanfaat juga guru tidak bisa hadir dalam KBM atau pembelajaran dari jarak jauh (email misalnya) sehingga tujuan pembelajan akan lebih mudah dan tetap tercapai pada ahirnya peserta didik akan terbimbing secara berkelanjutan.

DIKTAT
Diktat adalah bahan ajar yang disusun oleh seseorang yang berdasarkan silabus. Meskipun berdasarkan dari silabus, namun didalam dikatat lebih bersifat umum dan luas.

BUKU TEKS
Buku teks disini maksudnya adalah buku yang disusun oleh seseorang kemudian diterbitkan dan menjadi salah satu sumber bacaan. Bukan acuan mengajar yang pokok. Dalam pembelajaran K.13 kadang pembahasan yang ada dalam buku teks/bacaan tersebut tidak sesuai dengan Kompetensi yang dibahas dalam silabus, sehingga cendrung membuat  guru bingung. Perlu kita garis bawahi, pembelajaran itu bukan berpatokan pada buku teks, tetapi pembelajaran itu disesuikan dengan silabus dan buku-buku teks membantu guru dalam tercapainya tujuan dalam KD dan indikator. 

LKPD
Sebelum LKPD kita menyebutnya LKS. Sebenarnya LKS / Lembar Kerja Peserta Didik  adalah lembaran yang diberikan kepada peserta didik sehingga peserta didik mencari solusi, atau memecahkan masalah/problem yang tertera dalam LKPD tersebut, dan bukan berupa deretan pertanyaan. Namanya saja lembaran kerja, bukan lembaran pertanyaan.. Misalnya LKPD dalam pembelajaran Sejarah, pada pembahasan sejarah peminatan kelas X  KD 3.2 sejarah perubahan dan berkelanjutan.
Guru dapat mencari beberapa potongan gambar tentang hasil kebudayaan /kehidupan dari masyarakat pra aksara, aksara, modren (sekarang) jadi guru meminta anak untuk menganalisis hal  tersebut, dan guru dapat memberikan batasan-batasan agar tujuan pembelajaran tercapai dengan baik dan terarah.
Jika LKPD berupa deret pertanyaan, hal ini akan membuat peserta didik jenuh  dan membuat pembelajaran kurang menarik sehingga proses KBM tidak akan maksimal. Selain itu, dalam evaluasi juga terdapat soal-soal kognitif, sehingga akan membuat ganda.



Terimakasih untuk semua guru dan dosen atas semua ilmu yang diberikan....


“PERBEDAAN CANDI YANG ADA DIJAWA DAN SUMATRA”


Candi borobudur, candi prambanan, candi sari, kalasan, simbisari, candi muara takus dan candi-candi lainnya yang masih sangat banyak lagi. wah... ini semua ada di indonesia....

Salah satu kerajaan di indonesia yang terkenal dengan kemaritimannya adalah kerajaan sriwijaya, selain itu kerajaan sriwijaya menjadi pusat pendidikan agama budha yang mampu menjadi pengajar sampai luar indonsia. Hebat kan... nah hasil kebudayaan kerajaan ini adalah candi Muara Takus.
Selain itu, candi di indonesia termasuk salah satu peradaban dunia ,, yaitu candi borobudur dari kerajaan mataram.
Kerajaan mataram adalah kerajaan yang terdapat di jawa. Namun jika kita telurusi lebih lanjut, terdapat perbedaan yang sangat mencolok, misalnya dari jenis batu dan besarnya ukuran candi. Untuk itu mari kita bahas mengapa terjadi perbedaan, padahal kedua kerajaan itu sama-sama besar, sama-sama hindu budha. peninggalan dari kerajaan itu adalah: Candi muara takus. Terletak di Desa Muara Takus, Kecamatan XIII Koto Kampar,Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, Sumatra. dan Candi borobudur. Terletak di Jl. Badrawati, Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Perbedaan candi yang ada di jawa dan sumatra

1. Candi di Sumatra

Yang akan kita bahas kali ini lebih spesifik untuk kerajaan sriwijaya (budha). Untuk lebih terarah kita akan bagi kedalam sub/poin2 yang akan kita lihat, diantaranya:
• Kerajaan Sriwijaya
Sriwijaya adalah kerajaan maritim yang kuat di pulau Sumatera dan banyak memberi pengaruh di Nusantara. Kerajaan ini bukan saja dikenal di wilayah Indonesia, tetapi dikenal di setiap bangsa atau negara yang berada jauh di luar Indo¬nesia. Hal ini disebabkan letak Kerajaan Sriwijaya yang sangat strategis dan dekat dengan Selat Malaka. Telah kita ketahui, Selat Malaka pada saat itu adalah jalur perdagangan yang sangat ramai dan dapat menghubung-kan antara pedagang-pedagang dari Cina dengan India atau Romawi.

 • Ekonomi
 Dikarnakan letaknya yang strategis, yaitu di persimpangan jalur perdagangan internasional, membuat hasil bumi menjadi modal utama untuk memulai kegiatan perdagangan dan pelayaran. Karena letak yang strategis pula, para pedagang China yang akan ke India bongkarmuat di Sriwijaya, dan begitu juga dengan pedagang India yang akan ke China. Dengan demikian pelabuhan Sriwijaya semakin ramai hingga Sriwijaya menjadi pusat perdagangan se-Asia Tenggara. Perairan di Laut Natuna, Selat Malaka, Selat Sunda, dan Laut Jawa berada di bawah kekuasaan Sriwijaya. Jadi masyarakar Sriwijaya hidup dalam berdagang dan pelayaran, sehingga sistem ekonominya berkembang dengan pesat dan berorientasi keluar

 • Jenis batu
Kerajaan Sriwijawa membuat tempat peribadatan mereka dengan membuat candi, yaitu Candi Muara Takus. Jenis batu untuk membangun candi ini adalah dari tanah liat yang dicetak persegi panjang “batu bata” yang di ambil dari tanah galian desa Pongkai Istiqomah (desa yang terletak disebelah Hilir Komplek Candi Muara Takus).

 • Sosial masyarakat
Dengan banyaknya pedagang yang singgah di Sriwijaya memungkinkan masyarakatnya berkomunikasi dengan mereka, sehingga dapat mengembangkan kemampuan berkomunikasi masyarakat Sriwijaya. Kemungkinan bahasa Melayu Kuno telah digunakan sebagai bahasa pengantar terutama dengan para pedagang dari Jawa Barat, Bangka, Jambi dan Semenanjung Malaysia. Jadi, Perdagangan internasional ini juga membuat kecenderungan masyarakat menjadi terbuka akan berbagai pengaruh dan budaya asing.

2. Candi di Jawa

• Kerajaan Mataram

Dalam perkembangannya, kerajaan ini diperintah oleh dua pemerintahan, sanjaya dan saylendra. Kerajaan mataram ini berbeda dengan Sriwijaya, dimana Mataram lebih bersifat tertutup untuk dunia luar. Hal ini bukan karena faktor kebetulan, kerajaan ini terletak di pedalaman jauh dari pesisir pantai. Sehingga pola masyarakatnya sangat bergantung kepada kerajaan. Kemajuan kerajaan ini berkembang pesat dari dalam, hal ini dibuktikan dengan hasil kebudyaan mereka yaitu dibangunnya candi borobudur yang menjadi keajaiban dunia.

• Ekonomi
 Gerak dari kerajaan mataram ini adalah agraris. Kehidupan ekonomi mereka bertempu dalam bidang pertanian.

• Jenis batu
Perbedaanya dengan candi di sumatara, sangat terlihat jelas. Dimana disumatra jenis batu yang digunakan adalah batu dari tanah liat yang dicetak persegi panjang. Sedangkan jenis batu untuk membuat candi borobudur adalah batu dari letusan gunung merapi. Oleh karena itu masyarakat kerajaan membuat tempat peribadatan mereka dengan menggunakan batu dari gunung merapi tersebut. Hal ini sangat tidak mungkin jika ditemukan di kerajaan Srijawa, mengingat letak kerajaan Sriwijaya jauh dari pegunungan dan dekat dengan laut

• Sosial masyarakat
 Senada dengan itu, pola sosial masyarakat mataram juga terlihat berbeda dengan masyarakat kerajaan sriwijaya. Kehidupan masyarakat mataram lebih tertutup. Sehingga pola hidup mereka sangat bergantung dari kerajaan,hasil pertanian, hanya untuk kebutuhan kerajaan dan masyarakat kerajaan.

SUPAYA LEBIH MUDA MEMAHAMI KITA AKAN SIMPULKAN..

 SRIWIJAYA : Orientasi keluar, sehingga aspek ekonominya lebih di tonjolkan, Perairan, mata pencaraian perdagangan dan pelayaran, bersifat terbuka/sosial yang tinggi, Candi terbuat batu dari tanah liat.

MATARAM :Orientasi ke dalam, jadi lebih mengutamakan aspek kebudayaan, Pegunungan, mata pencaraian agraris/Pertanian, Lebih bersifat sosial Tingkatan kasta sangat ditonjolkan, Candi terbuat dari batu letusan gunung merapi .


Terimakasih untuk semua guru dan dosen atas ilmu yang diberikan......
Sumber: Arif Junantana , Sejarah, Andi Offset, Yogyakarta, 2005. http://ipsgampang.blogspot.co.id/2015/04/keadaan-politik-sosial-ekonomi-politik.html